Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Menolak Anggapan Filsafat sebagai Gerbang Menuju Ateisme

       Filsafat, khususnya di Indonesia, dipandang sebagai ilmu yang tidak bermanfaat. Bahkan filsafat sering sakali diartikan sebagai sesuatu yang dapat menjauhkan orang dari agama. Anggapan orang Indonesia yang paling populer dari filsafat adalah filsafat hanya akan membuat orang yang mempelajarinya menjadi seorang ateis. Lebih dari itu, filsafat pernah dijadikan “barang haram” oleh suatu kelompok tertentu. Persepsi ini lebih menyedihkan dari ekspresi seseorang yang menolak pembicaraan saat mulai menginjak ranah filsafat. Anggapan belajar filsafat sebagai sumber kesesatan—menurut dokrin agama—menjadi anggapan umum di Indonesia. Padahal, pemikiran sekulerisme adalah buah pikir dari filsafat barat (western philosophy) abad 18.      Filsafat berkembang sangat cepat dan luas hingga sekarang ini sudah sangat banyak paham atau aliran yang ada di dunia. Hingga pada akhirnya berkembanglah filsafat sekuler di Eropa pada abad 18. Masa sebelum abad 18 ini dikenal dengan masa Dark Age. Masa di

Titik Balik

  Titik Balik   Suara adzan mulai terdengar. Jalan raya semakin ramai dengan lalu-lalang kendaraan. Hujan deras yang turun sejak dini hari membuatnya tak nyaman tidur. Perutnya kosong sejak kemarin pagi, tak punya uang lagi untuk beli makan. Sama dengan orang lain yang tidur di depan kios-kios pasar, Fatih harus mengemas barang miliknya. Satu barang mewah yang selalu ia rawat dengan baik, s leeping bag -nya, tempat tidur mewah pemberian seorang pendaki gunung yang suatu waktu pernah ia tolong. Juga sebuah barang satu-satuanya pemberian emak. Sebuah speaker yang diatur sedemikian rupa sudah ada aki di dalamnya. Mula-mula ia tak perlu repot mengemas barang miliknya, ia hanya perlu duduk jongkok dan menunggu emaknya membenahi barang mereka. Sekarang semuanya harus dilakukanya seorang diri. “Mari, Mak. Kita pergi ke masjid dulu, aku sudah lapar!” tak sengaja ia berbicara sendiri. Seorang di sampingnya memandangi Fatih dengan ekspresi heran. Seorang gelandangan baru yang malam ini ti