Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Gosip: Kemampuan Unik Sapiens dalam Menguasai Dunia

Bu Tejo, seorang tokoh di sebuah film pendek yang suka bergosip, dekat-dekat ini ramai dibicarakan banyak orang. Film pendek berjudul “Tilik” dengan sangat bagus memperlihatkan orang desa yang berbincang di tengah perjalanan me- nilik  bu lurah. Perjalanan panjang di atas truk barang yang hanya memperlihatkan perbincangan gosip emak-emak. Gosip — membicarakan orang lain — saat ini dipandang sebagai kegiatan yang cenderung buruk. Bu Tejo, dalam cerita ditempatkan pada tokoh antagonis yang selalu bergosip di sepanjang perjalanan. Gosip saat ini hanya diartikan sebagai percakapan yang buang waktu dan tidak berguna. Berbeda dengan saat ini, gosip pernah menjadi bagian paling penting dalam proses Homo Sapiens menjadi makhluk paling berkuasa di muka bumi. Gosiplah — paling tidak menurutku — yang membuat sapiens mengalahkan berbagai manusia lain di permukaan bumi. Gosip membuat manusia menjadi makhluk paling superior di muka bumi. Bahkan, terbangunnya sistem ekonomi yang rumit, terbentuknya n

Logika Mistik Media Sosial

Sosial media — Twitter dan Facebook —menjadi tempatku mencari pandangan lain dalam hidup . Opini orang dan penjelasan panjang lebar semakin membuka pandangan lain. Namun, suatu saat aku juga berpikir bahwa b erselancar dalam sosial media, adalah sesuatu yang membosankan, buang waktu dan lebih banyak hal tidak perlu yang bermunculan. Untuk sedikit catatan , tidak sedikit orang memandang sosial media sebagai tempat bersosialisasi—bersosialisasi dalam definisi masyarakat saat ini tentu, aku tahu definisi dalam ilmu sosiologi berbeda makna dengan apa yang kusebut tadi, memang menyebalkan jika orang berbicara namun tak tahu makna. Ya, tidak apa, paling tidak semua orang setuju pada satu makna universal . Memang sesuatu yang ‘tidak perlu’ ini adalah standar pribadiku. Bagiku, tak apa berbagi pengalaman keseharian dalam sosial media, karena memang itulah tujuan awal dibentuknya sosial media. Atau paling tidak membuat opini dan pandangan pribadi dalam menyikapi sesuatu. Ketenaran menjadi tujua

Kematian dan Ungkapan ‘Aku Ingin Mati Sendiri dalam Dingin’

Setiap yang hidup akan mati, kalimat sederhana yang semua orang tahu. Untuk saat ini, Manusia hanya hidup dalam waktu kurang dari seratus tahun. Di masa depan, teknologi memungkinkan manusia untuk bertahan hidup lebih lama, bahkan mungkin hidup abadi. Kematian menjadi sebuah momen yang unik. Untuk seorang yang beragama, kematian adalah sebuah momen atau jalan menuju kehidupan selanjutnya. Untuk seorang nihilis, kematian diartikan sebagai akhir dari ketidakbermaknaan hidup. Untuk orang yang ditinggal mati, kematian adalah sebuah momen gejolak emosi kesedihan, atau juga bisa momen yang begitu membahagiakan. Banyak sekali pandangan dalam mengartikan kematian. Kematian juga menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Banyak alasan untuk memilih takut mati. Dalam perspektif islam, orang takut mati karena belum siap menanggung beban siksaan. Biasanya orang merasa bahwa ‘bekal’ untuk dibawa mati belum cukup. Orang Islam takut akan siksa neraka jika tidak membawa ‘bekal’ yang cukup. Dari