Gosip: Kemampuan Unik Sapiens dalam Menguasai Dunia
Bu Tejo, seorang tokoh di sebuah film pendek yang suka bergosip, dekat-dekat ini ramai dibicarakan banyak orang. Film pendek berjudul “Tilik” dengan sangat bagus memperlihatkan orang desa yang berbincang di tengah perjalanan me-nilik bu lurah. Perjalanan panjang di atas truk barang yang hanya memperlihatkan perbincangan gosip emak-emak.
Gosip—membicarakan orang lain—saat ini dipandang sebagai kegiatan yang cenderung buruk. Bu Tejo, dalam cerita ditempatkan pada tokoh antagonis yang selalu bergosip di sepanjang perjalanan. Gosip saat ini hanya diartikan sebagai percakapan yang buang waktu dan tidak berguna.
Berbeda dengan saat ini, gosip pernah menjadi bagian paling penting dalam proses Homo Sapiens menjadi makhluk paling berkuasa di muka bumi. Gosiplah—paling tidak menurutku—yang membuat sapiens mengalahkan berbagai manusia lain di permukaan bumi. Gosip membuat manusia menjadi makhluk paling superior di muka bumi. Bahkan, terbangunnya sistem ekonomi yang rumit, terbentuknya negara dan imperium besar, terciptanya sastra dan mitos kebudayaan berawal dari gosip manusia zaman dulu. Gosip bukan sekadar komunikasi biasa.
Kemampuan berkomunikasi bukanlah kemampuan yang hanya dimiliki manusia. Peneliti sudah memastikan bahwa hewan seperti singa, monyet atau lumba-lumba berkomunikasi dengan kawananya. Namun, kemampuan bergosip adalah kemampuan unik yang hanya bisa dilakukan Sapiens. Bergosip tidak hanya sekadar berinteraksi dan berkomunikasi, bergosip lebih rumit dari itu. Bergosip memungkinkan manusia menjelaskan sesuatu yang sama sekali tidak ada, seperti dibuat-buat atau melebih-lebihkan. Lebih jauh lagi, bergosip membuat manusia memiliki berbagai macam kemampuan yang unik seperti misalnya berimajinasi dan mengakui hal yang sama sekali tidak ada. Dalam perkembanganya, gosip menjadi batu loncatan kemajuan kemampuan kognitif manusia. Kemampuan yang tidak dimiliki hewan.
Hewan hanya mampu berkomunikasi dengan sederhana. Misalnya, kawanan monyet hijau (Chlorocebus sabaeus) bisa menggunakan beberapa bentuk panggilan untuk memperingatkan kawananya. Ahli zoologi telah mengidentifikasi berbagai bentuk panggilan yang berarti “awas! Ada Singa!” atau “Hati-hati, Elang!” yang digunakan oleh kawanan monyet hijau. Arti peringatan itu ditandai dengan reaksi monyet saat ada peringatan. Saat ada teriakan peringatan singa, kawanan monyet serentak memanjat pohon. Saat ada peringatan elang, kawanan monyet berhenti beraktivitas dan melihat ke atas dengan ketakutan. Dari rekaman suara dan perilaku kawanan monyet tersebut, peneliti dapat memastikan arti dari berbagai peringatan.
Dengan proses evolusi yang panjang, mutasi genetik tanpa sengaja mengubah sambungan-sambungan dalam otak manusia yang memungkinkan manusia berpikir dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Manusia berkomunikasi dengan bahasa yang sama sekali baru. Dibanding dengan cara komunikasi hewan, bahasa manusia jauh lebih luwes dan mampu berbicara dalam beragam bentuk. Manusia dapat menjelaskan dengan rinci dan dapat menambahkan atau mengurangi cerita. Manusia dapat menjelaskan bahwa ada singa di tepi sungai yang sedang berjalan ke arah sini. Juga dapat menambahkan cerita dengan menggambarkan bentuk singa atau kengerian seekor singa.
Kemampuan manusia dalam berkomunikasi sedemikian rupa berubah dan berevolusi menjadi rumit. Bergosip memungkinkan manusia dapat menjelaskan sesuatu yang mungkin sama sekali tidak ada. Dengan berkembangnya kemampuan berbahasa dan bergosip Sapiens mampu menjelaskan sesuatu yang tidak pernah diraba dan dirasakan sebelumnya.
Sapiens dalam Revolusi Kognitif menghasilkan mitos-mitos kebudayaan. Kemampuan Sapiens dahulu kala yang bisa memperingatkan “awas, singa!” sedemikian rupa berkembang menjadi pemikiran seperti “singa adalah arwah pelindung umat manusia.” kemampuan untuk membicarakan fiksi ini adalah kemampuan unik manusia.
Evolusi manusia semakin berkembang menjadi makhluk yang semakin kompleks. Manusia modern mampu menjelaskan fiksi dengan sangat luwes, dapat menjelaskan sesuatu yang benar-benar tidak ada. Perubahan ini, melalui gosip, sangat berarti bagi kemajuan umat manusia.
Dengan gosip yang berkembang menjadi kemampuan menjalaskan fiksi, manusia menjadi makhluk sosial yang kompleks. Dalam perkembangannya banyak sekali hal fiksi—hal yang tidak ada—diakui bersama. Contoh, seluruh orang Indonesia mengakui bahwa ia tinggal di sebuah negara bernama Indonesia. Indonesia adalah sebuah nama yang diakui bersama, tidak ada bentuk khusus yang bisa dirasakan dan diraba oleh indra manusia, tetapi orang mengakui keberadaan Indonesia ini.
Dengan bergosip, manusia dapat mengetahui mana manusia yang berkualitas, mana yang jujur dan mana yang dapat dipercaya. Dengan komunikasi yang telah berkembang, Sapiens juga dapat membuat rencana dan strategi. Informasi andal mengenai siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang kuat memungkinkan kelompok kecil sapiens membentuk kelompok yang lebih besar. Dengan kemampuan unik ini, Sapiens—yang secara fisik lebih lemah—dapat mengalahkan orang-orang Neandertal yang kuat, bahkan memusnahkannya hingga punah. Ini membuat Sapiens menjadi satu-satunya “manusia” yang ada di bumi.
Lebih jauh lagi, kemampuan manusia berkembang menjadi lebih baik. Imperium besar zaman dahulu merupakan bukti dari kehebatan manusia dalam bersama-sama mengakui dan menyetujui pemerintahan yang berlaku. Manusia secara sadar patuh akan perintah dan hukum yang sebenarnya hanya sebuah fiksi belaka. Secara biologis, raja imperium besar sama sekali tidak berbeda dengan manusia lain. Dengan kemampuan unik ini, manusia mengakui ada kekuatan besar yang ada pada sang raja.
Hukum, norma dan nilai yang ada pada manusia juga hanya sebuah fiksi yang diakui bersama. Dengan kemampuan yang unik, manusia dapat membuat tatanan masyarakat yang aman dan damai hanya dengan percaya pada norma dan nilai yang berlaku. Hal yang sama sekali tidak ada.
Kemampuan manusia dalam mempercayai hal yang tidak ada atau belum ada berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Bayangkan, banyak sekali investor yang percaya pada “keuntungan yang akan datang.” jika tidak ada kepercayaan pada hal yang tidak ada, tidak mungkin orang mau berinvestasi. Orang juga bersedia memberikan hutang pada orang lain, hutang bisa ditulis dan diakui secara hukum. Karena kekuatan hukum yang tidak terlihat dan tidak bisa dirasakan ini diakui bersama, orang bisa percaya pada orang lain. Berkembangnya ekonomi yang rumit ini terlaksana dari sebuah imajinasi yang diakui bersama.
Memang kaitan gosip pada perkembangan manusia menjadi manusia modern cenderung hanya sebuah cocoklogi belaka. Hanya seperti peran gosip pada kemajuan manusia yang dibuat-buat. Namun, kemampuan bergosip, sejauh yang kuketahui, merupakan kemampuan unik yang hanya bisa dilakukan Sapiens. Kemampuan unik inilah yang membuat Sapiens menjadi sebuah sistem sosial yang kompleks. Kemampuan unik ini pula yang sedemikian rupa membuat manusia menguasai dunia bahkan membuat ratusan spesies lain punah. Gosip adalah kemampuan manusia paling unik yang tidak bisa dilakukan spesies lain.
Komentar
Posting Komentar